30 Mei 2008

Strategi Internet di UPT Perpustakaan UNS

Strategi Internet di UPT perpustakaan UNS


BAB I
PENDAHULUAAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia informasi membawa perubahan baru pada perpustakaan sebagai pengelola informasi tertua. Melimpahnya informasi dalam berbagai jenis maupun bentuk media, serta tersedianya perangkat yang mampu menunjang kegiatan yang sulit dilakukan di masa lalu, mau tidak mau memberikan peluang bagi perpustakaan untuk melakukan perubahan dalam pola layanan maupun peranan yang diberikan sebagai mediator informasi, fasilitator, dan pendamping pendidik.
Dampak dari globalisasi, reformasi, dan internet membawa peran baru perpustakaan. Perpustakaan sebagai lembaga yang bergerak dalam pengemasan dan penyebaran informasi tidak bisa lepas dengan keberadaan teknologi informasi. Mau tidak mau teknologi informasi harus masuk ke dunia perpustakaan untuk alasan:
Memenuhi tuntutan terhadap jumlah dan mutu layanan perpustakaan.
Pemakai perpustakaan saat ini menuntut berbagai jenis layanan seperti layanan informasi terseleksi (selective dissemination of information), layanan penelusuran online, layanan penelusuran CD-ROM, dll. Mutu layanan pun dituntut lebih baik.



Tutntutan terhadap penggunaan koleksi bersama (resource sharing)
Setiap perpustakaan akan saling membutuhkan demi memberikan layanan yang memuaskan. Peranan union catalog sangat besar dalam mensukseskan program penggunaan koleksi bersama.
Kebutuhan untuk mengefektifkan SDM
Kebijakan zero growth bagi PNS. Dengan adanya komputer pekerjaan tidak memerlukan banyak tenaga seperti halnya manual. Tenaga yang lain bisa dialokasikan untuk pekerjaan lain. Ini akan menambah jenis layanan perpustakaan.
Tuntutan terhadap efisiensi waktu
Sekarang pemakai menuntut layanan instant. Setiap pertanyaan diajukan saat itu pula jawaban bisa diterima. Layanan tersebut bisa terpenuhi dengan bantuan TI.
Keragaman informasi yang dikelola
Banyak koleksi perpustakaan yang harus dibaca dengan penggunaan teknologi computer. Komputer jg dapat menyinpan data dan jenis yang sangat beragam.
Internet menawarkan alternatif baru dalam pemerolehan informasi dan sekaligus penyebarluasan informasi. Jika sebelumnya, informasi berbasis cetak merupakan primadona perpustakaan tradisional, sekarang tersedia format baru dalam bentuk digital melalui Web. Koleksi bahan digital yang ditransmisikan secara elektronik dan disebut perpustakaan digital, keberadaannya semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Di lingkungan perguruan tinggi di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, ketersediaan bahan jenis ini semakin dirasakan manfaatnya oleh sivitas akademika yang sebelumnya kurang memiliki akses terhadap publikasi mutakhir dalam bidang mereka. Disamping itu, proses transfer informasi di kalangan sivitas akademika dalam tingkat tertentu berubah karena pengguna sudah saling terkoneksi melalui Internet.
. Fenomena di atas sesungguhnya telah dan akan terus berpengaruh pada peran perpustakaan di lingkungan UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pengguna perpustakaan akan semakin tergantung pada internet dengan beberapa alasan seperti biaya, ketersediaan, dan kecepatan pemerolehan. Bahkan pada tingkat tertentu, kemungkinan ketergantungan pada bahan digital akan lebih tinggi dibandingkan terhadap bahan cetak. Oleh karena itu, paradigma bahwa suatu perpustakaan hanya menyediakan informasi cetak harus diubah ke paradigma perpustakaan juga menyediakan informasi digital terutama yang tidak tersedia dalam bentuk cetak.
Untuk memberangkatkan organisasi besar ini memasuki era persaingan informasi, diperlukan sistem yang mampu membiasakan organisasi ini dengan media digital. Atas dasar latar belakang tersebut maka diperlukan pengembangan sistem informasi digital perpustakaan, web site, online PAC berbasis web,dan e-journal. Program ini dijalankan secara bertahap dengan bekerja sama dengan pihak internal maupun eksternal.


1.2 Permasalahan
Berkaitan dengan perubahan dan perkembangan di atas, penulis mengelompokkan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana peran pustakawan di lingkungan UPT Perpustakaan Sebelas Maret menerima dan menyiasati keberadaan teknologi informasi?
2. Bagaimana strategi penggunaan internet di lingkungan UPT Perpustakaan Sebelas Maret?















BAB II
INTERNET DAN KESIAPAN PUSTAKAWAN

2.1 Transformasi Pustakawan
Sebetulnya yang paling memerlukan dan harus pertama kali melakukan transformasi di era informasi ini adalah para pustakawan. Pustakawan memerlukan kemampuan yang lebih dari sekedar pengetahuan dan ketrampilan di bidang TI (bagiamana Indonesia?? Siap??) yang terlebih diperlukan adalah kemampuan untuk melihat dan bekerja seperti ’petani di kebunnya’. Ini adalah kemampuan untuk melihat dan mensinergikan TI dan pengetahuan untuk peningkatan kuantitas dan kualitas siklus pengetahuan. Ini membutuhkan kemampuan melihat ’di atas rata-rata pengguna’ dan kreativitas. Karena itu sebenarnya daftar pekerjaan pustakawan tidak pernah berakhir. Seperti kutipan berikut” New librarians will come from other bacgrounds, and the emphasis will be on leadreship, connectivity, innovation, and creativity-making new and powerful connections increasingly on an individual basis between people and their knowledge needs” (Kempster, 1999: 201).

2.2 Perubahan Peran Pustakawan
Pengaruh perkembangan Internet terhadap profesi perpustakaan di masa depan belum bisa dipastikan. Selanjutnya disebutkan bahwa lingkungan dimana pustakawan bekerja akan berubah, dengan ciri-ciri seperti berikut: akses yang lebih besar terhadap jajaran informasi; kecepatan yang meningkat dalam pemerolehan informasi; kompeleksitas yang lebih besar dalam penelusuran, analisis dan mata rantai informasi; perubahan teknologi yang cepat; lemahnya standarisasi perangkat keras dan lunak; belajar terus bagi pengguna dan staf; dan investasi finansial yang lebih besar untuk teknologi. Peran pustakawan akan beralih dari penekanan pada pengadaan, preservasi dan penyimpanan ke penekanan pada pengajaran, konsultasi, penelitian, preservasi akses demokratis terhadap informasi, dan kolaborasi dengan profesional komputer dan informasi dalam perancangan dan pemeliharaan sistem akses informasi.
Pustakawan Universitas Sebelas Maret Surakarta seharusnya aktif dan terlibat dalam upaya mengubah strategi pembelajaran. Keterlibatan tersebut memberikan peluang kepada pustakawan untuk menawarkan keahliannya dalam mengajarkan keahlian informasi kepada mahasiswa, membantu dosen menjadi cakap dalam hal format informasi digital, dan menyediakan fasilitas fisik belajar kepada mahasiswa. Fasilitas fisik tersebut termasuk: laboratorium komputer, ruang belajar kelompok, ruang seminar, ruang belajar mandiri, dll.
Masih berkaitan dengan peran pustakawan, diperkirakan dimasa depan, kualitas Pustakawan Universitas Sebelas Maret Surakarta akan diukur dengan basis bagaimana mereka menghubungkan pelanggan dengan informasi dan pengetahuan yang mereka butuhkan. Pustakawan akan diukur dalam hal bagaimana mereka memenuhi kebutuhan informasi dan kebutuhan belajar pengguna (mahasiswa). Pustakwan akan dilihat sebagai mitra pengajar dengan dosen untuk membantu mahasiswa berkembang ke arah konsumen informasi yang efektif.
Disamping itu, hampir seluruh bidang pekerjaan pustakawan memerlukan media web untuk mempublikasikan berbagai produk yang dihasilkan. Sebagai contoh, pustakawan pengadaan memerlukannya untuk mempublikasikan daftar peroleh koleksi buku ter up date; pustakawan pengatalogan dapat membuat cantuman katalog sekaligus berbasis web untuk dimuat pada server web perpustakaan; pustakawan pelayanan pengguna memerlukannya untuk mempublikasikan berbagai jenis pelayanan yang tersedia dan kebijakan perpustakaan yang berkaitan dengan pelayanan; dan manajemen perpustakaan memerlukannya untuk mempublikasikan perkembangan, rencana dan program, dan dokumen-dokumen lainnya yang dipandang perlu untuk diketahui oleh publik dalam rangka meningkatkan partisipasi dan dukungan mereka dalam pengembangan perpustakaan.

2.3 Perubahan Lingkungan Kerja
Dari perspektif pelayanan pengguna, UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta telah memperkenalkan suatu pelayanan baru yang berkaitan dengan akses sumberdaya informasi dan publikasi melalui situs web perpustakaan, misalnya memperkenalkan layanan digital, e-journal, dan online PAC. Layanan digital berfungsi menyediakan fasilitas dan bimbingan penggunaan internet, mengidentifikasi berbagai informasi yang tersedia melalui internet dan menyebarluaskannya kepada pengguna, dan mendigitalisasi bahan-bahan pustaka (Tugas Akhir,Skripsi, dan Artikel beberapa dosen) untuk dipublikasikan melalui salah satu aplikasi (dglib) di situs perpustakaan.
Penyediaan fasilitas dan bimbingan Internet tidak sama dengan penyediaan warung Internet untuk umum. Penyediaan terminal dan bimbingan di perpustakaan ditujukan untuk pemerolehan bahan digital yang dibutuhkan oleh sivitas akademika untuk mendukung tugas-tugas mereka. Oleh karena itu tata ruang, prosedur, dan pengawasannya harus dirancang sedemikian rupa agar penggunaan internet sesuai dengan misi perpustakaan. Penggunaan fasilitas ini dipungut biaya. Pembebanan biaya tersebut perlu dilakukan untuk menghindari penggunaan yang tidak produktif dan untuk mengontrol efisiensi waktu pengguna.
Pendigitalisasian bahan-bahan khas Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak diterbitkan dalam bentuk cetak dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi perpustakaan dalam hal penyimpanan dan pemeliharaan fisik dokumen, memudahkan penggunaannya, dan sebagai upaya perpustakaan untuk ikut meningkatkan kualitas karya sivitas akademika dengan mempublikasikannya secara luas, serta berbagi sumberdaya informasi dengan institusi lain.
Dari perspektif tugas pustakawan, penyediaan terminal internet dan publikasi web akan mendorong peningkatan profesionalisme, efisiensi dan moral kerja pustakawan. Beberapa bidang pekerjaan pustakawan saat ini memerlukan fasilitas terminal internet untuk mengakses informasi yang mereka perlukan. Sebagai contoh, pustakawan referens memerlukannya untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan referens; pustakawan pengadaan memerlukannya untuk mencaritahu data terbitan yang tersedia di pasar dan untuk pemesanannya; pustakawan pengatalogan memerlukannya untuk mencari dan bila mungkin mendownload data bibiliografis untuk cantuman katalog; dan pustakawan sistem memerlukannya untuk mengikuti perkembangan dan mendapatkan perangkat lunak yang diperlukan oleh perpustakaan.

2.4 Pelatihan
Perpustakaan digital membutuhkan pustakawan digital. Koleksi digital harus dipilih, diadakan, diorganisasikan, dibuat siap akses, dan dipelihara. Pelayanan digital harus direncanakan, diimplementasikan, dan didukung. Walaupun komputer merupakan peralatan utama yang penting dimana perpustakaan digital dibangun, tetapi sumberdaya manusia dibutuhkan untuk menyatukan semuanya dan menjadikannya berjalan. Pustakawan digital harus memiliki kualitas personal tertentu daripada memiliki keahlian teknis yang dapat dipelajari. (Hastings, 1996) menyebutkan beberapa kriteria sebagai pustakawan digital yaitu: harus mampu berkembang dalam perubahan, membaca terus-menerus tetapi selektif, dan bereksprimen tanpa akhir. Mereka harus mencintai belajar, mampu mengajar diri sendiri, dan berani mengambil resiko, serta memiliki keuletan terhadap potensi dan kesukaran teknologi.
Untuk menyiapkan pustakawan digital, perpustakaan harus menyeleksi tenaga potensial untuk mengikuti pelatihan singkat tentang pengelolaan web. Materi yang dipelajari, seperti yang dilakukan oleh GDL (Ganesa Digital Library) dari Institut teknologi Bandung.



BAB III
STRATEGI PENGGUNAAN INTERNET
DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SOLO

3.1 Fungsi Internet
Fungsi Internet di UPT Perpustakaan UNS dapat diuraikan seperti dibawah ini: penyediaan akses, yaitu penyediaan sarana dan prasarana dimana pustakawan dan pengguna perpustakaan dapat menggunakan internet. Dalam hal ini, perpustakaan menyediakan sejumlah komputer sebagai terminal yang terhubung ke internet. Penyediaan layanan akses ini bertujuan untuk memungkinkan sivitas akademika dapat memperoleh informasi yang bersumber dari web, yang diperlukan untuk mendukung kegiatan proses belajar-mengajar dan penelitian. Pengguna dapat melakukan sendiri penelusuran, atau dengan memesan bahan yang mereka perlukan kepada pustakawan. Dalam kaitan ini, pengetahuan dan pengalaman pustakawan dalam penelusuran menjadi sangat penting karena dapat meningkatkan efisiensi pustakawan dan pengguna. Pustakawan sesuai dengan peran dasarnya, dalam menyediakan akses internet dapat bertindak sebagai pembimbing terutama bagi pengguna baru, konsultan seperti layaknya fungsi pustakawan referens.
Selain itu penggunaan internet berfungsi pula sebagai publikasi elektronik yaitu kegiatan untuk mempublikasikan berbagai informasi tentang dan oleh perpustakaan. Dalam hal ini, UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret memiliki dan memelihara sendiri suatu situs web. Penerbitan web bertujuan untuk mempublikasikan berbagai informasi tentang perpustakaan dan kegiatannya. Kegiatan ini pada dasarnya sama dengan publikasi berbagai selebaran, brosur, pamflet panduan perpustakaan, daftar perolehan buku baru.
Situs perpustakaan memberi peluang baru bagi pustakawan untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya tergolong sulit untuk dilakukan. Peluang tersebut diantaranya adalah menerbitkan artikel-artikel kepustakawanan hasil karya pustakawan Universitas Sebelas Maret. Karya tersebut antara lain adalah bahan-bahan oleh dan tentang Universitas Sebelas Maret Surakarta, termasuk diantaranya laporan penelitian pustakawan, karya tulis pustakawan, makalah seminar kepustakawanan. Kegiatan lainnya yang dimungkinkan adalah pelayanan perpanjangan pinjaman sebagai alternatif perpanjangan melalui internet (belum terealisasikan), konsultasi antara pengguna dengan pustakawan (referens), Online PAC, pemesanan buku, dan sebagainya.

3.2 Internet Sebagai Akses Informasi
Internet merupakan salah satu kunci komunikasi untuk para pengguna perpustakaan. Kemampuan memindahkan informasi melalui internet dapat memperluas dan meningkatkan jumlah pengguna perpustakaan. Internet merupakan sarana yang ampuh yang dapat menghubungkan ke sejumlah besar informasi, seperti juga koleksi dan layanan perpustakaan yang diberikan kepada para mahasiswa (off-campus). Pustakawan perlu mempromosikan keahlian dan pengetahuan mereka dalam menggunakan internet. Yang paling penting, penelitian web yang berhasil akan memerlukan pengaturan dan struktur internet yang lebih baik dari yang ada sekarang ini. Mengapa perlu pengaturan yang baik adalah adanya kebutuhan akan informasi yang terkini. Internet menawarkan cara yang canggih untuk menyebarkan informasi dengan sangat cepat dan luas. Alasan lain perlunya meneliti struktur dan pengaturan internet adalah karena banyaknya informasi yang disimpan di dalam internet yang tidak dapat ditemukan oleh search engines. terhubung ke web. Jika seorang pengguna memakai internet dengan menggunakan bermacam-macam search engine komersial yang ada, mereka mungkin tidak berhasil menemukan banyak informasi ilmiah yang mereka cari. Lagi pula, akses ke isi jurnal dan database online biasanya didapatkan dengan berlangganan dan tidak tersedia bagi pemakai yang masuk tanpa menggunakan kode otorisasi tertentu. Pengguna seringkali tidak menyadari bahwa banyak sumber-sumber informasi online ini dapat diakses melalui perpustakaan universitas mereka, tetapi jika perpustakaan menyediakan halaman web yang menerangkan sumber-sumber informasi ini, maka search engine akan mempunyai alat untuk memanggil informasi ini untuk para pengguna.

3.3 Strategi Pengembangan
Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi empat isu strategis berkaitan dengan pengembangan strategi pendayagunaan Internet oleh perpustakaan di lingkungan UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret seperti berikut ini.
Pertama, penyediaan sarana layanan akses internet merupakan suatu keharusan untuk mendorong peningkatan pemanfaatan Internet yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas dan produktivitas sivitas akademika. Kedua, publikasi elektronik dengan pengembangan perpustakaan digital dan penelusuran jurnal elektronik mampu mendorong peningkatan kualitas karya yang dihasilkan oleh sivitas akademika, peningkatan pemanfaatan produk tersebut oleh masyarakat luas, dan peningkatan fungsi berbagi sumberdaya dengan institusi lain. Ketiga, penyediaan infrastruktur internet di dalam kampus mampu meningkatkan efisiensi penyediaan layanan akses dan publikasi elektronik disamping fungsi komunikasi dan sistem informasi manajemen. Keempat, kolaborasi antara pusat komputer dan perpustakaan sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagai penyedia infrastruktur dan muatan, mampu mengembangkan suatu pelayanan informasi berbasis web yang sesuai dengan harapan pengguna (sivitas akademika)













BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Kemajuan teknologi komunikasi dan ledakan informasi membuat pengguna memiliki bebagai alternative dalam mendapatkan informasi. Internet menawarkan berbagai portal (search engine) dalam menelusur informasi. Fenomena ini bisa diatasi dengan transformasi perpustakaan sebagai pengelola informasi. Perpustakaan harus mampu memainkan peranan aktif dan penting dalam siklus pengetahuan civitas academika melalui content management. Pengguna perlu dilengkapi dengan ketrampilan informasi (information literacy) yang merupakan serangkaian kemampuan untuk menyadari kebutuhan informasi dan kapan informasi dibutuhkan, mengidentifikasi dan menemukan lokasi informasi, memanfaatkan secara etis, dan mengkomunikasikan secara efektif.
Strategi pemanfaatan internet di UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret adalah dengan membangun situs web http://pustaka.uns.ac.id yang meliputi aplikasi digital library, e-journal, dan online PAC. Keberhasilan penggunaan Internet di perpustakaan pada dasarnya tidak terlepas dari keberhasilan pengembangan perpustakaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret harus memiliki visi yang jelas sebagai arah yang dituju dalam pengembangan perpustakaan.


4.2 Saran
Demi kemajuan UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret maka penulis memmberikan beberapa saran atau masukan sebagai berikut:
1. Perlu adanya kerjasama dengan stakeholders baik internal maupun eksternal dalam rangka pengembangan penelusuran informasi yang telah berjalan (berbasis web)
2. Perlu adanya pengembangan kualitas sumber daya manusia khususnya pengetahuan tentang teknologi informasi demi mendukung peningkatan penerapan internet.
3. Masalah aksesibilitas perpustakaan digital
a. Pengelola hendaknya mengetahui esensi perpustakaan digital
b. Isu legal: masalah legal terkait dengan konten digital
c. Isu teknologi: life cycle manajemen koleksi digital yang disimpan




















DAFTAR PUSTAKA


Diao Ai Lien. 2004. Transformasi Dunia Perpustakaan. Media Pustakawan. 11 (3-4): 13-17
Hamalik, Oemar. 1989. Komputerisasi, Informasi, Edukasi. Bandung: Mandar Maju.
Hasting, Kirk. 1996. How to Build a Digital Librarian. D-Lib. Magazine
Tanembaum, Andrew S. 2000. Jaringan Komputer (Computer Networks). Jakarta: Prenhallindo.

Tidak ada komentar: